HUBUNGAN PSIKOLOGI DAN ILMU-ILMU LAIN
Bahan Ajar
3
FAKULTAS PIA UMJ
FAKULTAS PIA UMJ
Hakikat ilmu
sebenarnya dari satu sumber, kemudian untuk memperdalam bahasanya, ilmu-ilmu tersebut dibagi. Namun, pembagian
itu tidak boleh dikatakan sebagai dikotomi antar ilmu pengetahuan, justru untuk menguatkan dan mendukung serta menopang
ilmu-ilmu untuk digunakan kepada kebaikan manusia.
Berikut
dijelaskan hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain yang saling lengkap-melengkapi, tidak sebaliknya,
saling dikotomis dan menghancurkan, sebagai berikut :
1.
Hubungan psikologi dengan
Fisiologi
Fisiologi (ilmu tentang
tubuh manusia) dapat dihubungkan dengan ilmu psikologi untuk memperoleh
kejelasan tentang bagaimana sebenarnya proses tingkah laku.
2. Hubungan Psikologi dengan ilmu sosiologi
Untuk dapat mengetahui pola-pola reaksi manusia, sehingga individu menjadi
objek penyelidikan psikologi. Sosiologi adalah ilmu yang berpengaruh pada psikologi
Sosial.
Sosiologi adalah suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosialnya.
Sosiologi adalah suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosialnya.
3. Hubungan Psikologi dengan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Keduanya
memiliki persamaan metode, yaitu metode induktif. Penyelidikan psikologi
sejalan dengan metodologi riset dalam periode hipotesis dan eksperimen, dimana
kebenaran diperoleh melalui proses pengajuan hipotesis yang dilanjutkan dengan
pengujian melalui eksperimen-eksperimen. Hubungan Psikologi dan Ilmu Alam Pada
permulaan abad ke-19 psikologi dalam penelitiannya banyak terpengaruh oleh ilmu
alam. Psikologi disusun berdasarkan hasil eksperimen Objek penelitian
psikologi: manusia dan tingkah lakunya yang selalu hidup dan berkemban Objek
penelitian ilmu alam : benda mati.
Ilmu pegetahuan
alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologi. Dengan
memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami kemajuan yang
cukup cepat, hingga ilmu pengetahuan alam menjadi contoh bagi perkembangan
ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi, khususnya metode ilmu pengetahuan
mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi. Karenanya sebagian ahli
berpendapat, kalau psikologi ingin mendapatkan kemajuan haruslah mengikuti cara
kerja yang ditempuh oleh ilmu pengetahuan alam. Psikologi merupakan ilmu yang
berdiri sendiri terlepas dari filsafat, walaupun pada akhirnya, metode ilmu
pengetahuan alam tidak seluruhnya digunakan dalam lapangan psikologi.
Oleh karena perbedaan dalam
obyeknya. Sebab ilmu pengetahuan alam berobyekkan pada benda-benda mati.
Sedangkan psikologi berobyekan pada manusia hidup, sebagai makhluk yang
dinamik, berkebudayaan, tumbuh, berkembang dan dapat berubah setiap saat.
Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi menyelidiki dan mempelajari
manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat kompleks, maka psikologi harus
bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tapi sebaliknya, setiap cabang ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan manusia akan kurang sempurna apabila tidak
mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan demikian akan terjadi hubungan
timbal balik.
4.
Hubungan Psikologi dengan
Ilmu-Ilmu keguruan
Mendidik dan mengajar yang
berhasil diantaranya harus menyesuaikan diri dengan keadaan jiwa anak, dan itu
semua memerlukan psikologi. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan Ilmu
Pendidikan: bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai
mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada
psikologi perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi
Pendidikan Fireworks.
5.
Hubungan Psikologi dengan
ilmu antropologi
Adapun antropologi
adalah ilmu yang memfokuskan pada perilaku sosial dalam suprastruktur budaya
tertentu. Psikologi Sosial mempelajari
perilaku individu yang bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang
sosialnya. Perbedaan psikologi sosial dengan sosiologi adalah fokus studinya. Fokus perhatian studi psikologi sosial
adalah perilaku Individu sedangkan sosiologi fokus pada sistem dan struktur sosial yang dapat berubah
atau konstan tanpa bergantung pada individu atau lebih memfokuskan pada
masyarakat dan budaya yang melingkupi individu.
Tiga
masalah yang menjadi fokus perhatian antropologi adalah kepribadian bangsa, peranan
individu dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal. Dalam persoalan ‘kepribadian bangsa’ sesudah
perang Dunia ke-1 menunjukkan bahwa hubungan antar bangsa kian intensif,
perhatian penjajah terhadap kepribadian bangsa jajahan. Fokus studi antropologi
awal tahun 1920-an adalah antropologi tertarik pada lingkungan dan kebudayaan
dari bayi dan anak-anak, masa itu dianggap penting bagi pembentukan kepribadian
dewasa yang khas dalam suatu masyarakat. Hampir semua penelitian yang mendalami
“kepribadian bangsa” menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian yang tampak
berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara pengasuhan pada
masa kanak-kanak. Misalnya orang jepang yang dewasa menjadi bersifat memaksakan
kehendaknya, karena ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa
kanak-kanak perkembangannya. Saat ini kesimpulan di atas tidak bisa diandalkan
lagi.
Dalam
perkembangannya, fokus pendekatan psikologis pada keanekaragaman kebudayaan,
berubah. Minat terhadap hubungan pengasuhan semasa anak-anak dan kepribadian
setelah dewasa, tetap dipertahankan, namun beberapa ahli antropologi mulai
meneliti faktor-faktor determinan yang mungkin jadi penyebab dari kebiasaan
pengasuhan anak yang beragam. Kebudayaan
tertentu menghasilkan karakteristik psikologi tertentu dan menimbulkan ciri
budaya lainnya. Kesimpulan mengenai pendekatan psikologis dalam antropologi
budaya adalah bahwa dengan menghubungkan variasi dalam pola budaya dengan masa
pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan yang mungkin menjadi
konsekuensi dari faktor psikologis dan prosesnya. Anthropology in mental health, memfokuskan
diri pada aspek sosial budaya yang mempengaruhi kondisi/ gangguan mental pada
diri individu.
6.
Hubungan
Psikologi dengan llmu Politik
Psikologi
merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang polotik, “massa
psikologi penting bagi politisi untuk menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada
umumnya, golongan tertentu pada khususnya. Psikologi sosial dapat menjelaskan
bagaimana sikap dan harapan masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkah laku
yang berpegang teguh pada tuntutan masyarakat.
7.
Hubungan
Psikologi dan Ilmu Komunikasi
Banyak
disiplin ilmu yang terlibat dalam studi komunikas Dalam perkembangannya ilmu
komunikasi melakukan “perkawinan’ dengan berbagai ilmu lai Subdisiplin :
komunikasi politik, sosiologi komunikasi masa, psikologi komunikas Psikologi
komunikasi : ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengndalikan
peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi.
8.
Hubungan
Psikologi dengan Biologi
Mempelajari benda-benda
hidup, sedangkan psikologi mempelajari dan meneliti tingkah laku manusia (benda
hidup) dalam hubunganya dengan lingkungan Objek Formal Psikologi : tingkah laku
manusia Biologi : fisik Psikologi ilmu subjektif. Mempelajari penginderaan dan
persepsi manusia,menganggap manusia sebagai subjek (pelaku) Psikologi
mempelajari nilai yang berkembang dari persepsi subjek. Psikologi mempelajari
perilaku secara ‘molar’ (perilaku penyesuaian diri secara menyeluruh Biologi
ilmu Objektif Mempelajari manusia sebagai jasad/objek Mempelajari fakta yang
diperoleh dari penelitian terhadap jasad manusia Mempelajari perilaku manusia
secara molekular. Mempelajari molekul-molekul dari perilaku berupa
gerakan,refleks, proses ketubuhan..dsb.
Biologi sebagai ilmu yang
mempelajari tentang kehidupan, semua benda yang hidup menjadi obyek biologi,
dan cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung didalamnya. Baik psikologi dan
biologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing ilmu tersebut
meninjau dari sudut yang berlainan, namun dati segi-segi tertentu kedua ilmu
itu ada titik-titik pertemuan. Biologi maupun psikologi mempelajari perihal
proses-proses kejiwaan. Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa disamping
adanya hal yang sama-sama dipelajari oleh kedua ilmi tersebut, misalnya soal
keturunan. Ditinjau dari segi biologi adalah hal yang berhubungan dengan
aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain.
Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang sifat,
intelegensi, dan bakat. Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari
psikologi tanpa mempelajari biologi.
9.
Hubungan
Psikologi dengan Filsafat
Filsafat adalah ilmu yang
mempelajari tentang hakikat segala sesuatu. Karena itu, filsafat juga
mempelajari masalah-masalah hakikat jiwa, hakikat hidup, hubungan antara jiwa
dan Tuhan sebagai penciptanya dan lain sebagainya.Filsafat adalah hasil akal
manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamny Dalam
penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia Ilmu psikologi
menolong filsafat dalam penelitiannya. Kesimpulan filasafat tentang kemanusiaan
akan ‘pincang’ dan jauh dari kebenaran jika tida mempertimbangkan hasil
psikolog .
Pada awalnya ilmu psikologi adalah bagian
dari ilmu filsafat , tetapi kemudian memisahkan diri dan berdiri sendiri
sebagai ilmu yg mandiri . Meskipun psikologi memisahkan diri dari filsafat ,
namau psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat , karena kedua
ilmu ini memiliki ilmu obyek yang sama yaitu manusia sebagai makhluk hidup .
Namun berbeda dalam pengkajiannya . Dalam ilmu psikologi , yang dipelajari dari
manusia adalah mengenai jiwa / mental , tetapi tidak dipelajari scr langsung
karena bersifat abstrak dan membatasi pd manifestasi dan ekspresi dari jiwa /
mental tsb , yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya . Sedangkan dalam
ilmu filsafat yang dibicarakan adl mengenai hakikat dan kodrat manusia serta
tujuan hidup manusia . Sehingga ilmu psikologi dan filsafat terdapat suatu
hubungan yang timbal balik dan saling melengkapi antara keduanya.
Hubungan psikologi sosial dengan ilmu-ilmu
sosial lainnya
Serge moscovici
seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah
jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi
sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang
lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik,
antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang
rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam
mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni
dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha
memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap
perilaku sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan
bagaimana keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan
mempengaruhi arousal secara fisiologis, seperti tekanan darah dan
serangan jantung. Karena perspektif ini, maka dibahas tentang persepsi, kognisi
dan respon fisiologis.
Meskipun
demikian, perlu dicatat bahwa ciri khas dari psikologi sosial adalah
memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit. Sementara ahli ilmu
sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan
faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi
lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil
(keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas
(suatu masyarakat). Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik
pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kerpibadian. Pendekatan
psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara
pendekatan psikologi sosial adalah mengidentifikasikan respon (cara bereaksi)
dari sebagian besar atau kebanyakan orang dalam suatu situasi dan meneliti
bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.
Dengan
memperbandingkan ketiga pendekatan tersebut dan dengan menggunakan contoh yang
spesifik, dapat dilakukan untuk
menganalisis terjadinya tindak kekerasan. Pendekatan kemasyarakatan cenderung
menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan yang tinggi dengan
kemiskinan, urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu masyarakat.
Untuk membuktikan kesimpulan ini, pndekatan ini menunjukkan beberapa fakta
tertentu yaitu orang yang miskin lebih
sering melakukan kejahatan. Kejahatan lebih banyak timbul di daerah kumuh
ketimbang di lingkungan elit; kriminalitas meningkat pada masa resesi ekonomi
dan menurun di saat kondisi ekonomi membaik.
Sementara
pendekatan individual dalam bidang psikologi yang lain (psikologi kepribadian,
perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan kriminalitas berdasarkan
karakteristik dan pengalaman criminal individu yang unik. Pendekatan ini akan
mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan
tindak criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang
yang sama, untuk itu, biasanya mereka memusatkan pada latar belakang individu,
misalnya bagaimana perkembangan orang itu?. Disiplin apakah yang diterapkan
orang tuanya?. Mungkin orang tua yang kasar cenderung menumbuhkan anak belajar
berperilaku kasar?. Penelitian dapat dilakukan dengan membandingkan latar
belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal. Jadi analisis
semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama orang dapat
melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik.
Sebaliknya
psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang
bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari
perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan
bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang
menimbulkan perasaan marah, dan meningkatkan atau menurunkan kemungkinan
munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi
sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang memperbesar
kemungkinan timbulnya perilaku agresi. Akibat situasi yang menimbulkan frustasi
ini merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan.
Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam
situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan
kemasyarakatan menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin berduyun-duyun
dating ke kota akan mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari
pekerjaan, mereka tidak dapat membeli apa yang mereka inginkan, tidak dapat
hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan frustasi ini merupakan sebab
utama munculnya sebagian besar perilaku criminal.
Psikologi sosial
biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan subyektif yang ditimbulkan situasi
interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam contoh ini
situasi frustasi menimbulkan kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya
perilaku agresif. Pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu
sosial lainnya, dimana psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu
sosial lainnya.
Kaitan
Ilmu Dakwah Dengan Ilmu-Imu Yang Lainnya
No
|
Komponen Dakwah
|
Objek Kajian
|
Ilmu Yang Berkaitan
|
1
|
Pelaku dakwah
|
Prilaku social, latar
belakang, sosio cultural,religiositas, posisi hukum
|
Psikologi social,
Antropologi, sosiologi, Ethnografi, sosiogama, psikologi agama, Ilmu hokum
|
2
|
Pesan dakwah
|
Struktur, isi, appeals
|
Sosiolnguistik,
psikolinguistik, psikologi, komunikasi, retorika (logika & argumentasi)
|
3
|
Sasaran dakwah
|
Prilaku social, latar
belakang sosiokultural religiocity, proses / sosialisasi, nilai masalah
sosial
|
Psikologi social,
sosiologi (social planning, social change, com. Et-nografi,
psikologi/sosiologi agma, ilu politik)
|
4
|
Media dakwah
|
Accesability, Efectievenes,
Ownership, ekonomi
|
Ilmu komunikasi / media
analisis ilmu ekonomi
|
5
|
Efek dakwah
|
Prilaku individual,
perubahan sosial
|
Psikologi, sosiologi,
antropologi, ilmu politik
|
6
|
Metode dakwah
|
Persuasi, edukasi, koreksi
|
Komunikasi, ilmu
pendidikan, social cleaning
|
Komentar
Posting Komentar