PEMUDA DAN MASA DEPAN BANGSA


Disunting oleh
Dr. Koesnan A. Halim. SH
Disampaikan pada acara Siswatama Paskibra Jakarta Timur
22 Desember 2011



I.              Pengantar
Tulisan ini lebih bersifat suntingan semata-mata yang sebagian besar bersumber dari jurnal-jurnal yang dapat dijumpai di internet. Oleh karenanya penyunting tidak menuliskan satu-persatu sumber atau referensinya mengingat sumber dan referensi dimaksud relatif cukup banyak.
Berbagai referensi tersebut disusun agar dapat mewakili judul tulisan  mengenai pemuda dan masa depan bangsa. Oleh karenanya penyunting berusaha untuk menampilkan benang merahnya melalui tata urut sebagai berikut :
1.     Setelah pengantar, penyunting menyajikan pembahasan mengenai pemuda itu sendiri agar jelas batasannya;
2.     Berikutnya adalah menyajikan penomena sudut pemuda masa kini yang cenderung menjadi suatu tantangan bagi pemuda;
3.     Setelah memahami tantangannya, selanjutnya penyunting menyampaikan konsep tentang masa depan. Apa sebenarnya yang harus difahami bersama tentang masa depan bangsa ini. Kapan itu yang dimaksud dengan masa depan ?.
4.     Pada bagian akhir, penyunting menyampaikan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemuda menghadapi masa depan bangsa ditengah-tengah era globalisasi yang semakin tanpa batas.

II.            Hal mengenai pemuda
1.       Pemuda adalah suatu umur yang memiliki kehebatan sendiri. Menurut DR.Yusuf Qardhawi,  ibarat matahari maka usia muda adalah kondisi jam 12 ketika matahari bersinar paling terang dan paling panas. Pemuda mempunyai kekuatan yang lebih secara fisik dan semangat bila dibanding dengan anak kecil atau orang-orang tua. Pemuda mempunyai potensi yang luar biasa, bisa dikatakan seperti dinamit atau TNT bila diledakan. Subhanallah.
2.       Sejarah pun juga membuktikan bahwa pemuda berperan penting dalam kemerdekaan. Dimana saja, di negara mana saja,  kemerdekaan tak pernah luput dari peran pemuda. Pemudalah yang paling bersemangat dan ambisius memperjuangkan perubahan menuju lebih baik. Hasan Al Banna seorang tokoh pergerakan di Mesir berkata: "Di setiap kebangkitan, pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya". Begitu juga dalam sejarah Islam, banyak pemuda yang mendampingi Rasulullah dalam berjuangan seperti Mushaib bin Umair, Ali bin Abi Tholib, Aisyah. Bahkan, waktu itu banyak yang masih berusia 8, 10 atau 12 tahun. Dan usia-usia itu tidak dapat diremehkan. Mereka punya peran penting dalam perjuangan.
3.       Pemuda mempunyai banyak potensi. Akan tetapi jika tidak dilakukan pembinaan yang terjadi adalah sebaliknya. Potensinya tak tergali, semangatnya melemah atau yang lebih buruk lagi ia menggunakan potensinya untuk hal-hal yang tidak baik misalnya tawuran dsb. Sekali lagi, pemuda adalah usia dan sosok yang hebat tapi tidak semua pemuda hebat . Maka dari itu jika ingin Indonesia menjadi lebih baik maka perbaikan itu yang utama ada di tangan pemuda. Perbaikan itu akan tegak dari tangan pemuda dan dari pemuda.
4.       Tentang isi teks dari Sumpah pemuda adalah:
·  PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
·  KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
·  KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Gagasan tentang penyelenggaraan Kongres Pemuda II (momen pembacaan teks sumpah pemuda) adalah dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Saat kongres ini ditutup diperdengarkan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda saat itu, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia. Para peserta dari kongres sumpah pemuda ini adalah dari berbagai organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi bahkan ada juga keturunan Tionghoa yang bertindak sebagai pengamat.
III.              Tantangan
1.       Masihkah ada yang teringat dengan tanggal ini diantara kita generasi-generasi muda penerus bangsa? Tanggal 28 Oktober, tanggal dimana diucapkan sumpah oleh perwakilan pemuda dari seluruh Indonesia, yang dengan itu mereka menyatakan untuk maju bersama Indonesia demi Indonesia. Kami yakin masih juga banyak yang mengingat tanggal ini sebagai tanggal diucapkannya Sumpah Pemuda 82 tahun yang lalu. Bisa dibayangkan saat itu seluruh pemuda bersatu padu membebaskan negeri ini dari kolonial, bahu membahu demi tercapainya kemerdekaan yang merupakan hak segala bangsa. Dari sumpah mereka dan tentunya harus juga menjadi sumpah kita karena mengatasnamakan Pemuda, mereka ingin kita tidak pernah membeda-bedakan ras, suku ataupun adat istiadat, karena mereka sadar bahwa perbedaan adalah lazim terjadi. Perbedaan pemikiran dimusyawaratkan dan lahirlah Sumpah Pemuda ini.
2.       Namun bangsa ini terasa menanggung malu karena ulah pemudanya. Masih banyak pelajar dan mahasiswa yang tawuran, yang secara  jelas menyimpang jauh dari Sumpah Pemuda. Arogansi mahasiswa yang membakar apa saja  yang ada dan  menghancurkannya karena amarah tapi dengan alasan  memperjuangkan nasib rakyat dan memprotes ketidak adilan dan kezoliman.  Ini semua disebabkan karena adanya perbedaan pendapat dan pandangan. Jauh berbeda dengan semangat kebathinan para pemuda yang telah mengikrarkan sumpah pemuda demi memperoleh solusi terbaik dalam menghadapi berbagai perbedaan. Tidakkah kita seharusnya mematuhi konstitusi kita yang dalam pembukaannya saja sudah menyiratkan permusyawaratan. Dasar negara ini, lima sila yang seharusnya terjaga dan teramalkan dengan baik, nampak diacuhkan begitu saja oleh orang-orang yang mengaku kaum Intelektual ini. Perang suku/kelompok, yang jelas-jelas didalamnya sebagian besar pemuda, masih saja terjadi, menjadikan citra pemuda kita menjadi tidak lagi seperti yang diharapkan oleh para pendahulu kita. Dimanakah pemikirian-pemikiran yang cerdas dan penuh tanggungjawab terhadap bangsa ini ?.
3.       Semakin parah saja perkembangan musik di tanah air tercinta ini. Permusikan dalam negeri sekarang ini dipenuhi musik-musik dengan aliran itu-itu saja yang kebanyakan hanya mengejar popularitas dan komersial tanpa memikirkan kualitas. Selain itu kebanyakan memanfaatkan degradasi selera musik konsumen tanah air yang mayoritas remaja-remaja labil serta fenomena "alay". Perhatikanlah lirik kebanyakan lagu-lagu pop yang relatif disukai para remaja. Selain cenderung asal-asalan dan sok puitis, juga seperti menyiratkan ke-mesum-an. Marilah kita amati lirik Winner Band dengan judul judul “Kesaktianmu!” hasil search google, sebagai contoh untuk direnungkan .
Lirik Lagu Winner Band – Kesaktianmu
Tatap matamu membunuh aku, Di saat malam itu
Peluk tubuhmu terangi aku, Di saat malam-malam gelap
Kesaktianmu membungkap mulutku, Menjadi lemah tak berdaya
Ingin ku ulangi dosa yang terindah, Yang pernah kita lakukan
Kau tikam aku dengan cintamu, Dan rasanya manis sekali
Rasanya manis sekali ih.. ih.., Kau berikan aku surga dunia
Dan rasa ingin ku ulangi, Rasa ingin ku ulangi ih..
Perhatikan kata-kata yang dibikin oleh penciptanya itu. Lirik tersebut bisa menuntun kebobrokan moral bagi pendengarnya karena pengaruh musik cukup dahsyat. Ada kata-kata "berpelukan di kegelapan", "dosa yang terindah", surga dunia" dan sebagainya akan dapat mempengaruhi pendengarnya (yang tentunya kebanyakan remaja yang dalam masa pencarian jatidiri) adalah sesuatu yang biasa.
4.       Berikut ini catatan hasil Seminar tanggal 30 Oktober 2010 di kemang village, Jakarta dengan ibu psycholog  Elly Risman, M.Psi (Yayasan Buah Hati).
a.       Seminar dibuka dengan layar presentasi yang menayangkan contoh sms anak sekarang, dengan huruf biasa tapi dibuat secara ALAY, sehingga seluruh orang tua peserta tidak ada yang bisa membaca sms tersebut. NO! Totally, tidak ada seorangpun yang bisa. Ternyata selain dengan huruf alay, sms tsb, dibacanya harus dengan posisi HP terbalik. Isi sms tersebut  adalah: ”Hi, sayang, aku kangen nih. Udah lama kita GA ML, Yuk, mumpung bonyok lagi pergi, yuk kita ketemuan… .” . Seisi ruangan seminar langsung heboh.
b.       Peringatan dari pembicara antara lain :
1)      SMS sayang2an anak sekarang udah bukan i love u/I miss u, tapi udah soal LAMA GA ML.
2)      Sekarang kita hidup di era digital. Banyak media elektronik dan cetak yang diakses anak,  yang mengandung unsur pornografi. Games diabad 21, berdasar penelitian, gambar lebih realistis, pemain bisa memilih karakter apa saja, yang tidak ada di dunia nyata, ketrampilan lebih kompleks dan kecekatan yang lebih tinggi menyebabkan kepuasan dan kecanduan lebih besar.
3)      Ada games yang bergenre awal action, dan sebagainya,  namun ternyata jika  sudah sampai level akhir, bonus di akhir levelnya adalah ML dengan pelacur jalanan. Ada games yang berjenis role playing, dan naudzubillahimindzalik, ceritanya adalah tentang bagaimana “memperkosa paling asyik”. Tinggal pilih cerita yang melatarbelakangi , kemudian tinggal pilih perempuan model apa yg mau “dipilih”, modelnya tidak pake baju sama sekali, dan tinggal pilih bagian tubuh mana yang mau dipegang pertama kali dan seterusnya. Cursor berbentuk tangan. Hati-hati dengan warnet. Jenis Games yang ada bermacam-macam, murah dan gampang didapat, jenisnya sudah diluar perkiraan.
4)      Situs Porno bertebaran di dunia maya/internet. Bahkan untuk mendapatkan uang, mereka menjual video sex mereka sendiri. Siapa bilang ML harus telanjang dan harus di tempat tidur/hotel?.  Sekilas ditubjukkan video ABG berseragam SMP, sedang ML ditangga dan berpakaian lengkap.
Hamil?, siapa takut. Bisa Aborsi kok.
5)      Video2 sex tersebar melalui HP. Kapasitas HP yang besar, memungkinkan sang pemilik memiliki file berukuran besar seperti video dan gambar porno.
6)      Program TV yang masih pantas diikuti  bisa dihitung dengan jari. Lainnya adalah program pembodohan, hantu, kekerasan dan pornografi, sinetron, telenovela, sinetron luar negeri, Jepang/Korea termasuk Iklan yang  juga dapat menyesatkan. Lambat laun, penontlon remaja mengalami brainwash, terbiasa dengan kekerasan, dan  sex bebas.
c.        Dampak yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
1)      Remaja kita memiliki MENTAL MODEL PORNO yaitu perpustakaan porno, yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Sasaran tembak utama adalah remaja yang belum baligh. Jika sudah mengalami 33-36 ejakulasi ia akan menjadi pecandu pornografi dan akan menjadi pasar masa depan. Industri yang terlibat pornografi adalah  entertainment, pornografi, perfilman, majalah porno, musik, jaringan TV/kabel, Video Games, dan lain-lain.
2)      Didalam otak ada bagian yang disebut PRE FRONTAL CORTEX (PFC), tempat dibuatnya moral, nilai-nilai, tanggung jawab untuk perencanaan masa depan, organisasi, pengaturan emosi, kontrol diri, konsekuensi, pengambilan keputusan. PFC akan matang diusia 25 tahun. Sekali anak mencoba “kenikmatan” semu, maka zat dopamin (suatu hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus),  diproduksi anak merasa senang tapi kemudian timbul rasa bersalah. Saat anak merasa senang  (kebanjiran dopamin), maka yang akan terganggu adalah analisa, penilaian, pemahaman, pengambilan keputusan, makna hubungan, hati nurani, spiritualitas /Iman akan terkikis, jiwa anak tumbang menjadi Mental Model Porno dan akhirnya incest. Bagian otak yang rusak karena narkoba hanya  3 bagian saja, tapi oleh pornografi/sex sebanyak  5 bagian otak.
IV.         Masa depan
1.     Masa depan bangsa Indonesia yang dicita-citakan adalah yang telah diukir dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 yaitu tanah air dan tumpah darah terlindungi, kesejahteraan umum maju, kehidupan bangsa cerdas dan turut menciptakan perdamaian dunia.
Untuk mencapai cita-cita masa depan tersebut, dibentuklah pemerintahan (dalam arti luas dan arti sempit). Pemerintah yang menjadi lokomotif pembangunan guna terwujudnya cita-cita bangsa sebagaimana tersebut diatas. APBN dan APBD adalah cermin berbagai kegiatan untuk memperbaiki keadaan setiap tahunnya. Uangnya berasal dari rakyat. Dengan demikian, yang melakukan upaya pembangunan adalah bangsa Indonesia, rakyat dan pemerintah, termasuk pemudanya.     Setiap tahun, hasil pembangunan bangsa diukur secara kuantitatif sehingga masa depan yang bagaimana yang diharapkan.
2.     Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. Sejak itu indeks ini dipakai oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.
Amartya Sen menggambarkan indeks ini sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena batasannya. Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya.
IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia: hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran; pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar , menengah , atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga); standard kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli.
Setiap tahun Daftar negara menurut IPM diumumkan berdasarkan penilaian diatas. Pengukuran alternatif lain adalah Indeks Kemiskinan Manusia yang lebih berfokus kepada kemiskinan. Tahun 1990 = 0,624
3.     Berikut adalah daftar provinsi Indonesia menurut Indeks Pembangunan Manusianya dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2008. Data-data berikut berasal dari publikasi Badan Pusat Statistik Indonesia. Pada tahun 2008, nilai IPM keseluruhan Indonesia adalah 71,17 dengan nilai IPM tertinggi berada di provinsi DKI Jakarta sebesar 77,03 dan terendah berada di provinsi Papua sebesar 64,00.

Provinsi

2004
2005
2006
2007
2008
Indonesia
68,7
69,57
70,10
70,59
71,17
Nanggroe Aceh
68,7
69,05
69,41
70,35
70,76
71,4
72,03
72,46
72,78
73,29
70,5
71,19
71,65
72,23
72,96
72,2
73,63
73,81
74,63
75,09
70,1
70,95
71,29
71,46
71,99
69,6
70,23
71,09
71,40
72,05
69,9
71,09
71,28
71,57
72,14
68,4
68,85
69,38
69,78
70,30
69,6
70,68
71,18
71,62
72,19
70,8
72,23
72,79
73,68
74,18
75,8
76,07
76,33
76,59
77,03
69,1
69,93
70,32
70,71
71,12
68,9
69,78
70,25
70,92
71,60
72,9
73,50
73,70
74,15
74,88
66,8
68,42
69,18
69,78
70,38
67,9
68,80
69,11
69,29
69,70
69,1
69,78
70,07
70,53
70,98
60,6
62,42
63,04
63,71
64,12
62,7
63,59
64,83
65,36
66,15
Kalbar
65,4
66,20
67,08
67,53
68,17
Kalteng
71,7
73,22
73,40
73,49
73,88
Kalsel
66,7
67,44
67,75
68,01
68,72
Kaltim
72,2
72,94
73,26
73,77
74,52
73,4
74,21
74,37
74,68
75,16
67,3
68,47
68,85
69,34
70,09
67,8
68,06
68,81
69,62
70,22
Sultengg.
66,7
67,52
67,80
68,32
69,00
65,4
67,46
68,01
68,83
69,29
64,4
65,72
67,06
67,72
68,55
69,0
69,24
69,69
69,96
70,38
66,4
66,95
67,51
67,82
68,18
63,7
64,83
66,08
67,28
67,95
60,9
62,08
62,75
63,41
64,00

Adapun ranking Indonesia pada lingkup dunia adalah pada urutan 111 dari 118 negara, sebagai berikut :
95
(2)
0.771
0.006
96
(1)
0.770
0.003
97
(1)
0.769
0.004
98
(2)
0.769
0.006
99
(5)
0.768
0.001
100
(8)
0.766
0.002
101
0.761
0.004
102
0.759
0.004
103
0.755
0.005
104
0.754
0.005
105
0.751
0.004
106
0.747
0.001
107
(2)
0.742
0.004
108
(1)
Description: Description: Description: Description: Description: Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/ba/Flag_of_Fiji.svg/22px-Flag_of_Fiji.svg.png Fiji
0.741
0.003
109
(1)
0.739
110
0.737
111
0.734
0.005
112
0.732
0.019
113
0.729
0.003
114
0.729
0.008
115
(1)
0.727
0.007
116
(1)
0.725
0.005

V.                Konsep dasar menghadapi masa depan
Dalam Artikel Islami 05 Januari 2009 dengan judul PEMUDA DALAM PERJUANGAN, yang dimuat dalam internet, BRYAN AGA MURIDA (seorang anak muda) mengemukakan konsep dasar untuk menjadi pemuda yang berkualitas, yaitu sebagai berikut :  
1.  Berani dan berniat serta andalkan diri sendiri
Mana mungkin kita sebagai pemuda bisa maju jika bermimpi saja tidak berani. Impian adalah cita-cita maka beranilah bermimipi, bagaimana bisa dapat nilai sembilan dalam ujian praktek , bila bermimpi angka sembilan ada di raport saja tidak berani, bagaimana bisa dapat nilai sembilan jika mimpinya (cita-citanya) hanya dapat 6. Kalau ingin dapat nilai sembilan maka impikanlah nilai sepuluh. Saya pasti bisa dapat 10. Impikan saja, bayangkan saja 10 jangan 9,8 apalagi 5.
Impian akan menimbulkan niat , niat akan menimbulkan sikap, sikap akan menimbulkan usaha untuk mewujudkan cita-cita . Dan impian juga akan menimbulkan semangat , semangat ibarat api yang akan memicu ledakan potensi yang luar biasa. Maka marilah kita miliki impian, obsesi dan ambisi istilah kerennya POENYA TASTE.
Niat saja tidak berani bagamana bisa berbuat. Niat saja mulai sekarang , tapi yang baik-baik. Segala sesuatu itu tergantung niatnya. Pemuda harus punya niat. Niat menumbuhkan kesungguhan dalam beramal, keseriusan dalam berfikir serta keteguhan dalam menghadapi penghalang. Niat yang sempurna adalah niat karena Allah dengan landasan iman. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist dari Umar bin Khatab bahwa barang siapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, barang siapa berhijrah untuk dunia yang ia cari atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya untuk yang ia niatkan.  Dengan niat karena Allah kita akan mendapat ridho-Nya InsyaAllah.
Pemuda yang hebat bukan pemuda yang membanggakan ayahnya atau anggota keluarganya. Pemuda yang hebat dan berjiwa besar adalah pemuda yang berkata tentang dirinya sendiri atau yang menjadi diriku dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Mereka sadar, andaikata ayahnya  polisi, maka yang polisi adalah ayahnya bukan dirinya. Mereka sadar, prestasi ayah bukanlah prestasi dirinya. Ia  harus ciptakan prestasi dirinya sendiri. Jadilah mereka pemuda yang mandiri, dengan kemandirian itu ia terpacu untuk tidak menggantungkan diri pada siapa pun kecuali Allah. Ia menjadi tangguh dan  berusaha memacu dirinya menjadi lebih baik dari hari ke hari sampai akhirnya ia bisa merubah lingkungannya. Ia menjadi pemuda yang percaya diri yang tidak membanggakan orang diluar dirinya.
Jika sudah punya mimpi dan percaya akan kemampuan sendiri maka yang berikutnya ialah siap berbuat. Berani untuk melakukan aksi-aksi perubahan. Merubah diri sendiri dengan mengendalikan hawa nafsu, mencari ilmu, memperbaiki ibadah. Berani mencoba untuk sebuah kemenangan tanpa takut gagal. Ingatlah bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Thomas Alfa Edison berhasil menemukan bola lampu pada percobaan ke 14.000, berarti dia telah gagal dalam 13.999 percobaan tapi dia tidak menyerah. Berani mencoba, bagaimana mungkin akan menang lomba lari jika mencoba mendaftar lomba saja tidak berani.
Berani memulai karena memulai adalah hal yang sulit kata sebagian orang, namun  setelah itu akan berjalan lancar. Maka kita harus berani memulai, walaupun sulit,  coba dulu, Insya Allah berikutnya berhasil. Mulai dari yang kecil, ingin membersihkan Jakarta dari sampah?, maka  mulailah dengan kita membuang sampah pada tempatnya. Tidak perlu ditunda-tunda mulai dari sekarang, tidak perlu menunggu orang lain mulai dari diri sendiri saja.
Berani beraksi adalah wujud konsisten kita pada apa yang kita yakini dan kita impikan.
Kita memimpikan Indonesia menjadi lebih baik maka berani beraksi untuk perbaikan tersebut sesuai dengan kreativitas kita adalah sesuatu hal yang hebat. Dari yang kecil tidak masalah. Yang penting kita berani. Tatap dunia , hadapi,  jangan bersembunyai, jangan hanya bicara tapi berbuat, beramal. Kita tunjukan bahwa kita pemuda, kita tidak diam tapi bergerak menuju perbaikan yang lebih baik. Bahwa kita tidak duduk, tapi kita berjuang. Talk less to do more.
Masa depan bangsa negeri ini ada ditangan pemuda. Perubahan ada di tangan pemuda. Carilah ilmu setinggi-tingginya dan membina diri sebaik-baiknya lahir dan bathin. Yakinlah bahwa pemuda bisa mengelola dan merubah masa depan kearah yang lebih baik.
2.  Sejatinya Pemuda Indonesia
Sarip,  Seorang Dosen Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, Ketua Lembaga Studi & Bantuan Hukum (LSBH ISIF) menulis dalam blog Fahmina Institute, Senin, 17 Januari 2011 tentang sejatinya pemuda Indonesia, sebagai berikut :
§  Otonomi daerah telah memberikan warna dalam perkembangan kepemimpinan di Indonesia. Golongan pemimpin identik dengan golongan tua di mana, para pemuda kurang diberikan kesempatan untuk dapat memimpin. Namun, patut untuk disadari bahwa batasan usia tidaklah menjamin kematangan seseorang untuk lebih maju. Pemimpin yang baik adalah seseorang yang dapat mengemban amanah perjuangan Bangsa Indonesia yang telah diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945. Lihatlah tayangan iklan yang menyatakan “belum tua belum boleh bicara”, merupakan  bukti teguran untuk para pemuda di Indonesia, dan memberikan semangat kepada para pemuda untuk angkat bicara atau siap menjadi pemimpin dengan bekal ilmu pengetahuan dan kemampuan intelektualitas dengan tidak melihat kedudukan dan jabatan orang tuanya.
§  Sejarah Kerajaan Majapahit telah membuktikan, kemajuan kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang pemuda yakni Hayam Wuruk yang mendapatkan dukungan atau restu dari orang tuanya dan dari golongan tua untuk mengemban amanah memajukan nusantara. Namun, sekarang sungguh terbaik keadaanya, pemuda kurang diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin karena masih didominasi oleh golongan tua. Sejarah membuktikan bahwa sosok Hayam Wuruk yang mendapatkan restu dari orang tua dan dukungan dari golongan tua telah sukses membawa kejayaan nusantara. Sekarang kenapa peran orang tua dan golongan tua kurang memberikan kesempatan kepada para pemuda, justru yang terjadi adalah hegemoni hak-hak kaum muda.
§  Misalnya, batas usia untuk menjadi seorang pemimpin begitu banyak menemui kendala bagi para pemuda, seolah-oleh menganggap anak muda sekarang belum mempunyai kemampuan untuk memimpin, dengan dalih masih labil secara mental dan masih banyak emosional dalam mengambil keputusan. Sejarah kemerdekaan Indonesia telah membuktikannya, perjuangan pemuda mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan adalah berkat perjuangan kaum muda pada saat itu. Saat ini, remaja Indonesia telah banyak menunjukkan prestasi seperti juara lomba bidang ilmu pengetahuan yang telah meraih emas dan masih banyak lagi sebagai bukti bahwa sebetulnya para pemuda banyak memiliki kemampuan. Sudah saatnyalah sekarang, kaum muda Indonesia bangkit dan memperjuangkan hak-haknya.
§  Dunia kampus yang dinilai sebagai pusat akademik, ternyata kurang memberikan kebebasan secara psikologis bagi kaum muda untuk dapat berkarya. Dosen dianggap sebagai dewa yang maha tahu, mahasiwa dianggap orang yang sedang diajari untuk tahu tentang apa yang disampaikannya. Bahkan, dalam organisasi kampus sendiri, senior selalu membanggakan dirinya dengan kata-kata “bagimana organisasi ini mau maju, lihat dong perjuangan abang dan emba kalian tempo dulu”. Sejujurnya kata tersebut kurang pantas untuk diucapkan oleh para senior di dunia akademik, sebab akan menimbulkan beban bukannya motivasi untuk maju dalam mengembangkan organisasi. Itulah bukti, bahwa hak kaum muda selalu mendapatkan tekanan dari golongan tua, senior dianggap paling tahu segala-galanya.
§  Bangsa Indonesia sekarang sedang memerlukan pemuda yang tangguh dalam berjuang membawa kepada kejayaan. Perhatikan pepatah Jawa “setetes banyu ngademi, seperci genik manasi” yang memiliki pesan bahwa doa orang tua akan memberikan kita kesejukan dan amarahnya akan mendatangkan malapetaka dalam kehidupan. Begitu pentingnya doa orang tua dan dukungan golongan tua sebagai pengarah, sebab pemuda mempunyai mobilitas yang lebih tinggi.  Sekarang, rasa percaya diri pemuda tanpa disadari telah terjangkit virus yang sangat mematikan, yakni selalu dinilai dengan materi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendorong Wirausaha (2)

ANALISIS TONGGAK-TONGGAK SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

Mempertimbangan Usaha Baru (Bahan 2)