UMJ - Bahan 1-2. Pengertian Kewirausahaan


1.    Perkembangan pengertian kewirausahaan
a.    Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sependapat dengan kata swasta. Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Pengertian wiraswasta lebih menekankan pada kemandirian sedangkan pengertian wirausaha menekankan pada usaha (bisnis). Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat sumber tantangan yang dihadapi terletak pada masalah lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta atau wirausaha  diarahkan pada kemampuan untuk mandiri.
b.    Dari pendekatan kependidikan, pemahaman terhadap kedua konsep terrsebut memiliki sudut yang khas meskipun relative sulit untuk  dibedakan yaitu sebagai  berikut :
1)  Jika yang diharapkan dari pendidikan adalah individu yang bermental baja yaitu yang lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan maka yang diperlukan adalah pendidikan wiraswasta.
2)  Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih memiliki keunggulan dalam bisnis yaitu yang lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang yang diperlukan adalah pendidikan wirausaha.
3)  Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung menggunakan kata wirausaha karena persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek financial maupun personal, sosial, dan professional.
c.    Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter  wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang  yang berprofesi di luar wirausaha. Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,  pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
2.    Esensi pemahaman kewirausahaan
a.      Beberapa pengertian entrepreneur cenderung ditafsirkan semata-mata hanya untuk ruang lingkup kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business) padahal, apabila didalami, pengertian kewirausahaan tidak semata-mata identik dengan usaha-usaha dibidang bisnis.  Karakter entrepreneur dimiliki juga oleh individu-individu yang melakukan usaha-usaha dibidang lain seperti dikalangan pemerintahan, militer, kepolisian, politik, dan social.
b.      Esensi dari pengertian entrepreneur dapat mencakup semua aspek kegiatan atau pekerjaan yang bertujuan untuk melakukan peningkatan dan pengembangan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan  (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).
c.      Secara sederhana arti wirausahawan, dalam bahasan inggris disebut entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.  Berani mengambil resiko mencakup pengertian memiliki sikap mandiri dan memiliki keberanian untukl memulai usaha, sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18). Entrepreneurship pertama kali muncul pada abad 18 yang menghasilkan penemuan-penemuan baru yang mampu mengubah dunia seperti penemuan mesin uap, mesin pemintal, logam, dan sebagainya. Pada awalnya penemuan-penemuan spektakuler tersebut ditujukan se bagai upaya untuk mengembangkan dan memperluas organisasi melalui inovasi dan kreativitas, bukan mengutamakan keuntungan dan kekayaan.
d.      Para ahli entrepreneur umumnya memberikan pengertian entrepreneur yang relatif berbeda-beda tergantung kepada titikberat penekanannya. Diantaranya adalah diartikan sebagai penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), sebagai menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), sebagai ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), sebagai menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan sebagai mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain karena dalam kewirausahaan terkandung sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarya dan dinamis dalam meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Seseorang yang memiliki karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang.
3.    Definisi tentang kewirausahaan
a.    Joseph Schumpeter (1934): Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk :
1)  Imemperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
2)  memperkenalkan metoda produksi baru,
3)  membuka pasar yang baru (new market),
4)  Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
5)  menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
b.    Penrose (1963): Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam system ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
c.    Harvey Leibenstein (1979): Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
d.    Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio : Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
e.    Peter F. Drucker 1959: Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
f.     Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) : Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.
g.    Suryana, 2001 : Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha.
h.    Prawirokusumo, 1997 : Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup
i.      Zimmerer, 1996 : Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha.
4.    Wirausaha, Kewirausahaan dan Wirausahawan
a.    Wirausaha
1)    Wirausaha atau entrepreneur  adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
2)    Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses..
3)    Secara etimologi wirausaha berasal dari kata wira dan usaha.  Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung.  Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.  Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
4)    Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980)
b.    Kewirausahaan
1)  Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya.
2)  Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001).
3)  Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
4)  Kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif.
5)  Kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan.
6)  Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
7)  Secara epistimologis kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup.
8)  Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di luar wirausahawan.
9)  Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
c.    Wirausahawan 
1)  Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
2)  Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses dan atau meningkatkan pendapatan.
3)  Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Untuk itu dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.
4)  Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.
5)  Wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan.
6)  \Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.

Sumber :

1.       Buchari Alma H., Prof., Dr., Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung, 2011.
2.       Rhenald Kasali, Prof., Ph.D., Wirausaha Muda Mandiri, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010.
3.       Yuyus Suryana, Prof., Dr., S.E., M.S. dan Kartib Bayu, Dr. Ir., M.Si., , Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010.
4.       Suparyanto R.W., S.E., M.M., Kewirausahaan, Alfabeta Bandung, 2012.
5.       Akhmad Sudrajat  (Sumber: Adaptasi dan disarikan dari: Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010.  Pengenbangan Pendidikan Kewirausahaan; Bahan Pelatihan  Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa.
8.       Izzati Amperaningrum, SE, MM & Dr. Zuhad Ichyaudin, MBA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendorong Wirausaha (2)

ANALISIS TONGGAK-TONGGAK SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

HUBUNGAN PSIKOLOGI DAN ILMU-ILMU LAIN