UMJ-Dikwir-Bahan-6. Pedoman Umum Keberhasilan (2)
Pedoman
Umum Keberhasilan Wirausahawan (2)
1. Kompetensi wirausahawan
Kompetensi perlu
dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan,
kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business
Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu
:
1) Knowing your
business
yaitu mengetahui usaha
apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus
mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang
akan dilakukan.
2) Knowing the
basic business management
yaitu
mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha,
mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan,
memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha.
Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan
semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3) Having the
proper attitude
yaitu memiliki sikap
yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti
pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak
setengah hati.
4) Having
adequate capital
5) yaitu memiliki modal yang cukup. Modal
tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati
merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup
uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
6) Managing
finances effectively
yaitu memiliki kemampuan
/ mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan
menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
7) Managing
time efficiently
yaitu kemampuan mengatur
waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan
kebutuhannya.
8) Managing
people
yaitu kemampuan
merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang
dalam menjalankan perusahaan.
9) Statisfying
customer by providing high quality product
yaitu memberi kepuasan
kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu,
bermanfaat dan memuaskan.
10)
Knowing hozu to compete
yaitu mengetahui
strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia
harus menggunakan analisis swot sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.
11)
Copying with regulation and paper work
yaitu membuat aturan /
pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (triton, 2007).
2. Pengaruh wirausaha
dalam pembangunan
a.
Peranan dalam perekonomian
Peran Wirausaha Dalam
Perekonomian Nasional Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun
eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat
kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta
meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan
dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja.
Dengan terserapnya tenaga
kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat
pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat
pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli
masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak
pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh
karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki
peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam
perekonomian suatu negara adalah:
1)
Menciptakan
lapangan kerja
2)
Mengurangi
pengangguran
3)
Meningkatkan
pendapatan masyarakat
4)
Mengombinasikan
faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
5)
Meningkatkan
produktivitas nasional
b.
Faktor Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam
Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha
gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1) Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak
memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil. Kurang berpengalaman baik dalam
kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
2) Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran
kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara
aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak
lancar.
3) Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik
awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
4) Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis
merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak
strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang
efisien.
5) Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat berhubungan
dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan
alat tidak efisien dan tidak efektif.
6) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam
berusaha.
Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
7) Ketidakmampuan dalam melakukan
peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap
menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil.
Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan
perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Sumber
:
1. Akhmad
Sudrajat (Sumber: Adaptasi dan disarikan dari: Pusat Kurikulum Balitbang
Kemendiknas. 2010. Pengenbangan Pendidikan
Kewirausahaan; Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi
Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan
Karakter Bangsa.
4.
Izzati
Amperaningrum, SE, MM & Dr. Zuhad Ichyaudin, MBA.
Komentar
Posting Komentar