UMJ-Bahan 8. Indikator Keberhasilan (2)



1.    Performance Wirausaha
a.   Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.[rujukan?] Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
b.   Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
c.   Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
d.   Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.  Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.  Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
e.   Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
f.    Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
2.    Intrapreneurship
a.    Pengertian dan Manfaat
Suasana perusahaan yang lebih leluasa, ceria, bebas terkendali, membuka peluang bagi orang-orang kreatif mengembangkan talenta, kemampuan daya pikir dan daya ciptanya. Mereka bisa mengembangkan secara bertanggung jawab apa yang diinginkan yang dianggap baik yang mengarah kepada hal-hal yang positif sehingga menguntungkan bagi perusahaan.
Jika kesempatan ini tidak terbuka pada sebuah perusahaan maka bagi seseorang yang kreatif, mereka akan merasa terkekang, akhirnya cenderung tidak produktif dan frustasi. Hisrich menyatakan: Intrapreneurship is one method for stimulating and then capitalizing on individuals in an organization who think that something can be done differently and better. Jadi ini merupakan satu metode mendorong serta memberikan fasilitas, membuka kesempatan bagi seseorang dalam organisasi untuk menciptakan, mengerjakan sesuatu yang beda dari yang lain secara lebih baik dan bertanggung jawab.
Terbukanya peluang semacam ini sangat menjanjikan satu kemajuan bagi sebuah perusahaan karena munculnya kreativitas, inovasi. Dalam organisasi yang biasa, aktivitas semacam ini sulit muncul, karena suasana yang kaku, tidak ada kebebasan berkreasi bagi karyawannya. Bagi sebuah organisasi sangat perlu mengembangkan spirit entrepreneurship ini, inilah yang dimaksudkan dengan istilah intrapreneurship.
b.    Lingkungan atau Iklim Organisasi yang mendorong Intrapreneurship
Untuk mendorong adanya intrapreneurship maka diperlukan suasana kepemimpinan yang menunjang sebagai berikut :
1)    Adanya penerapan teknologi dalam organisasi yang dapat membangkitkan keberanian, dan menunjang ide-ide baru, sehingga karyawan tidak jadi penakut.
2)    Terbuka peluang eksperimen, tidak takut pada kegiatan trial and error. Biasanya untuk mendapatkan produk baru, ditempuh beberapa kegagalan, sampai memperoleh bentuk produk baru yang sempurna, ini memakan waktu, berevolusi.
3)    Tidak ada ukuran atau parameter baku untuk suatu keberhasilan.
4)    Harus tersedia dana yang cukup untuk melakukan kebebasan pengembangan ide.
5)    Harus dikembangkan tim multidisiplin, dan kerjasama antar bidang.
6)    Spirit intrapreneur tidak berdasarkan pada perseorangan, tapi atas dasar sukarela dan sistem hadiah. Hadiah perlu diberikan untuk semua energi, usaha yang dikeluarkan untuk penciptaan yang baru.
7)    Aktivitas spirit ini harus mendapat support dari top management baik secara pisik maupun dalam bentuk finansial.
c.    Memahami Lingkungan
Karakteristik wirausahawan harus memahami lingkungan baik internal maupun eksternal secara utuh. Dia harus mengetahui segala aspek, dia harus kreatif agar dapat mendorong spirit intrapreneurship. Karakterisitk kepemimpinannya adalah sebagai berikut:
1)    Seorang visioner leader.
Seseorang atau a person who dreams great dreams. Dikatakan oleh Hisrich bahwa a leader is like a gardener. Seorang tukang kebun, apabila ingin menghasilkan tomat, maka anda harus cari bibit, tanam, kasih pupuk, beri air. Anda jangan masukkan tomat ke pabrik, tapi tugas anda tanam dan pupuk tomat itu.
Definisi lain dikatakan: leadership is the ability to dream great things and communicate these in such a way that people say yes to being a part of the dream. Jadi coba yakinkan orang lain, bahwa mimpi anda bagus sehingga mereka tertarik dan meng-iya-kan lalu mereka menyokong mewujudkan mimpi tersebut.
2)    Fleksibel
Kadang-kadang perusahaan tertentu muncul ide-ide gila. Ide gila ini pada awalnya mungkin tidak masuk akal, tapi setelah ditelaah ada juga peluang kemungkinan berhasil. Apabila seseorang mempunyai suatu ide maka ia harus meyakinkan banyak orang bahwa idenya ini bagus sekali. Jika ada yang membantah maka ia berusaha mengatasi bantahan itu dan kembali orang yang membantah berbalik menyokong idenya. The intrapreneurial leader must have a dream and overcome all the obstacles to achieve it by selling the dream to others.
Dia harus menciptakan manajemen yang memberi kebebasan kreativitas. Mendorong munculnya teamwork, dengan pendekatan multidisiplin dari berbagai keahlian, seperti engineering, produksi, marketing, keuangan dan sebagainya. Harus diciptakan diskusi terbuka untuk mencari sesuatu yang baru.
3)    Membangun Iklim Intrapreneurship dalam organisasi
Untuk membangun suasana intrapreneurship, maka sebuah organisasi harus menerapkan prosedur yang menunjang. Kadangkala perlu minta bantuan konsultan untuk menciptakan suasana tersebut.
Yang penting adalah komitmen dari seluruh jajaran manajemen, dari top, upper dan middle management. Komitment dan rencana ini disosialisasikan dalam bentuk kegiatan internal marketing kepada seluruh karyawan. Dengan demikian iklim intrapreneurship akan bergema di seluruh kegiatan organisasi. Pimpinan organisasi harus pula menjelaskan ide apa, sasaran bagaimana yang hendak dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.
Selanjutnya gunakan fasilitas teknologi yang menunjang iklim intrapreneurship. Organisasi harus tetap dekat dengan hati konsumen, harus belajar lebih produktif dengan menggunakan sumber-sumber seefisien mungkin. Jadi berilah kebebasan pada karyawan namun tetap terkendali dan bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.  


Sumber :
1.   Akhmad Sudrajat  (Sumber: Adaptasi dan disarikan dari: Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010.  Pengenbangan Pendidikan Kewirausahaan; Bahan Pelatihan  Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa.
4.   Izzati Amperaningrum, SE, MM & Dr. Zuhad Ichyaudin, MBA.

Komentar

  1. terima kasih sob atas materinya krn ini sangat berguna buat saya

    BalasHapus
  2. Ok bung Iskandar, semoga tambah sukses ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS TONGGAK-TONGGAK SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

Pendorong Wirausaha (2)

Pendorong Wirausaha (1)