Mengapa Kewirausahaan (1)
Bahan 9
MENGAPA KEWIRAUSAHAAN
- Menumbuhkan Minat Berwirausaha
Semakin maju suatu
negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur,
maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih
berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja
karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu
menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran
belanja, personalia, dan pengawasan.
Oleh sebab itu,
wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu
wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah
wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat,
sehingga persoalan pembangunan wirausaha Indonesia merupakan persoalan mendesak
bagi suksesnya pembangunan. Jika kita perhatikan manfaat adanya wirausaha
banyak sekali. Lebih rinci manfaatnya antara lain:
a.
Menambah
daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.
b.
Sebagai
generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan
lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya.
c.
Selalu menghormati hokum dan peraturan yang
berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan
d.
Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan social sesuai dengan kemampuannya
e.
Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur,
tekun dalam menghadapi pekerjaan
f.
Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan
perintah-perintah agama, dekat kepada Allah swt.
g.
Hidup secara effisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
h.
Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan
lingkungan.
Dua darmabakti wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yaitu:
a.
Sebagai pengusaha, memberikan darma baktinya
melancarkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi
kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat.
b.
Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi,
meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing.
Masih saja orang kurang berminat menekuni profesi tersebut. Penyebab dari
kurangnya minat ini mempunyai latar belakang pandangan negatif dalam masyarakat
terhadap profesi wirausaha. Wirausaha ini kegiatannya banyak bergerak dalam
bidang bisnis. Dalam kegiatan bisnis termasuk kegiatan perdagangan.
Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga
mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif,
ekspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak
stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya. Pandangan semacam
ini dianut oleh sebagian besar penduduk, sehingga mereka tidak tertarik. Mereka
tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni bidang ini, dan berusaha mengalihkan
perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri, apalagi bila anaknya sudah
bertitel lulus perguruan tinggi. Mereka berucap, “Untuk apa sekolah tinggi,
jika hanya mau jadi pedagang.” Pandangan seperti ini zaman penjajahan Belanda
sampai beberapa dekade masa kemerdekaan.
Landasan filosofis inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak
termotivasi terjun ke dunia bisnis. Kita tertinggal jauh dari negara tetangga,
yang seakan-akan memiliki spesialisasi dalam profesi bisnis. Mereka dapat
mengembangkan bisnis besar-besaran mulai dari industri hulu sampai ke industri
hilir, meliputi usaha jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir), perdagangan
eceran besar (department store, swalayan), eceran kecil (retail), eksportir, importir,
dan berbagai bentuk usaha lainnya dalam berbagai jenis komoditi.
- Tuntunan Agama Islam
Pernah Rasulullah SAW ditanya oleh para sahabat, Pekerjaan apakah yang paling baik ya Rasulullah? Rasulullah
menjawab, Seseorang bekerja dengan
tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih. (HR. Al-Bazzar). Jual
beli yang bersih berarti sebagian dari kegiatan profesi bisnis. Selain itu para
ulama telah sepakat mengenai kebaikan pekerjaan dagang (jual beli), sebagai
perkara yang telah dipraktikkan sejak zaman Nabi hingga masa kini.
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, Pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama para Nabi,
orang shadiqiin, dan para syuhada. (HR. Tirmidzi dan Hakim).
Memang demikian, berdagang atau berbisnis harus dilandasi oleh kejujuran.
Apabila orang berbisnis tidak jujur, maka tunggulah kehancurannya. Apabila ia
jujur, maka ia akan mendapat keuntungan dari segala penjuru yang tidak ia duga
darimana datangnya, demikian menurut ajaran agama.
Sekarang ini, banyak anak muda mulai tertarik dan melirik profesi bisnis
yang cukup menjanjikan masa depan cerah. Diawali oleh anak-anak pejabat, para
sarjana dan diploma lulusan perguruan tinggi, sudah mulai terjun ke pekerjaan
bidang bisnis. Kaum remaja zaman sekarang, dengan latar belakang profesi orang
tua yang beraneka ragam mulai mengarahkan pandangannya ke bidang bisnis. Hal
ini didorong oleh kondisi persaingan di antara pencari kerja yang mulai ketat.
Lowongan pekerjaan mulai terasa sempit. Posisi pegawai negeri kurang menarik,
ditambah lagi dengan policy zero growth
oleh pemerintah dalam bidang kepegawaian.
Saat ini orang
tua sudah tidak berpandangan negative lagi pada dunia bisnis. Anak-anak muda
tidak lagi malu berdagang, bahkan para artis banyak terjun ke dunia bisnis yang
bergerak dalam berbagai komoditi. Berdasarkan suatu penelitian terhadap siswa
kelas 3 SMU di Kotamadya Bandung, ditemukan adanya pergeseran minat bisnis di
kalangan remaja. Suatu hal
yang menonjol yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya perubahan sikap
dan pandangan dari generasi muda calon intelektual bangsa kita. Demikian pula
ada perubahan pandangan dari orang tua, yang sudah menyenangi dan mengizinkan
putra putrinya terjun ke bidang bisnis.
Para remaja ini menyatakan mereka sangat menyenangi kegiatan bisnis.
Mereka akan terjun ke bidang bisnis karena pekerjaan bisnis cukup menjanjikan
untuk masa depan. Untuk mengantisipasi pekerjaan bisnis, mereka mempersiapkan
bekal, berupa sikap mental dan menguasai beberapa keterampilan yang menunjang.
Banyak keterampilan yang harus dimiliki oleh remaja, seperti kemampuan mengetik
manual, komputer, akuntansi, pemasaran, otomotif, elektronik, dan sebagainya.
Makin banyak keterampilan yang dikuasai, makin tinggi minat bisnisnya dan makin
banyak peluang terbuka untuk membuka berwirausaha
Komentar
Posting Komentar